“Perfect Strangers”

Setiap kali mendengar lagu yg dibawakan oleh Deep Purple tahun 1984 ini, serasa ada sesuatu rasa perih seperti tersayat pelan dalam hati. Lagu ini mereka buat setelah para personil Group band ini berusia sekitar 40 tahun.

John Douglas “Jon” Lord (9 June 1941)
Richard Hugh “Ritchie” Blackmore (14 April 1945)
Ian Anderson Paice (29 June 1948)
Roger David Glover (30 November 1945)
Ian Gillan (19 August 1945)

Kalau disimak, terasa mendalamnya makna yang coba mereka sampaikan. Lagu ini sepertinya bercerita tentang interaksi kesadaran seseorang ketika menghadapi kehidupan, ketika menghadapi semesta, menghadapi seseorang yang sangat dekat, dan juga bisa dimaknai sebagai refleksi terhadap diri sendiri.

Lagu ini menggambarkan betapa sulitnya kita memahami diri sendiri, mengenali orang yang paling kita sayangi, dan memahami makna kehidupan ini.

Kira-kira terjemah bebasnya seperti ini:

“Perfect Strangers” (Kita masih tak mampu saling mengenali)

Can you remember remember my name (Kau ingatkah namaku)
As I flow through your life (Ketika aku lalu di kehidupanmu)
A thousand oceans I have flown (Seribu lautan telah kulewati)
And cold spirits of ice (Membawa jiwa sedingin es membeku (bisa juga : bertemu jiwa-jiwa dingin membeku))

All my life (Seluruh hidupku)
I am the echo of your past (Aku adalah gema dari masa lalumu)

I am returning the echo of a point in time (Aku pantulkan gema penggalan-penggalan waktu)

Distant faces shine (Wajah-wajah bersinar di kejauhan)
A thousand warriors I have known (Seribu prajurit yang kukenali)
And laughing as the spirits appear (Dan aku tertawa, kala muncul semangat di jiwa)

All your life (Seluruh hidupmu)
Shadows of another day (Adalah bayang dari harimu yang lain)

And if you hear me talking on the wind (Dan jika kamu mendengarku bicara kepada angin)
You’ve got to understand (Kamu hendaknya mengerti)
We must remain (Bahwa kita masih saja)
Perfect Strangers (Saling tak mengenali satu dengan lainnya)

I know I must remain inside this silent well of sorrow (Aku tahu, aku mesti terus bertahan dalam lubang kesengsaraan yang sepi ini)

A strand of silver hanging through the sky (seuntai kalung perak tergantung di langit)
Touching more than you see (menyentuh lebih dari yang nampak olehmu)
The voice of ages in your mind (suara ketuaan di pikiranmu)
Is aching with the dead of the night (terasa menyakitkan bersama matinya malam)

Precious life (hidup yang sungguh berharga)
your tears are lost in falling rain (air matamupun hilang tersapu hujan)

And if you hear me talking on the wind (Dan jika kau mendengarku bicara kepada sang angin)
You’ve got to understand (kamupun terpaksa harus mengerti)
We must remain (bahwa kita masih saja)
Perfect Strangers (tak saling mengenal satu dengan lainnya)

Tinggalkan komentar